Apa Itu Sugar Rush Pada Anak dan Akibatnya 

Mengkonsumsi gula berlebihan dapat merugikan kesehatan tubuh, terutama ada anak-anak. Gula pun dianggap bisa mengakibatkan terjadi sugar rush yang menjadikan anak lebih hiperaktif. Itulah alasan mengapa orang tua selalu mewanti-wanti anak mereka untuk tidak banyak mengkonsumsi permen dan makanan manis lainnya. 

Tetapi, sebenarnya apa itu sugar rush? Nah, supaya kamu tidak semakin penasaran lagi, langsung saja simak ulasan lengkap mengenai sugar rush di bawah ini. 

Baca Juga: Apa itu Tantrum Pada Anak dan Cara Mengatasinya

Pengertian Sugar Rush 

Mungkin istilah sugar rush sudah banyak kamu dengar. Walaupun selalu menjadi kekhawatiran untuk para orangtua, ini bukan sebuah istilah pada dunia medis.  

Sugar rush merupakan keadaan kelebihan energi karena mengkonsumsi gula secara berlebihan dalam waktu yang singkat. Hal ini dapat menjadikan anak-anak tidak bisa diam dan sangat aktif. 

Sebagian orang tua mengungkapkan jika keadaan tersebut nyata sebab mereka melihatnya secara langsung pada anak-anaknya. Tetapi, beberapa lainnya tidak terlalu percaya dengan fenomena yang satu ini. Menurut mereka, bukannya mengalami sugar rush, justru anak-anak terlihat lelah sesudah mengkonsumsi gula berlebihan. 

Asal Usul Sugar Rush 

Isu jika sugar rush dapat mengakibatkan anak hiperaktif ada sejak tahun 1970-an. Ketika itu, seorang pakar alergi yakni Benjamin Feingold, M.D. menganjurkan pola makan yang dikenal dengan diet Feingold untuk anak-anak ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder), mengalami kesulitan untuk belajar dan disleksia. 

Dalam diet Feingold, anak tidak disarankan untuk memakan makanan dengan kandungan salisilat, perasa buatan dan pewarna makanan. Walaupun Feingold tidak spesifik menyebutkan gula, tidak sedikit orang tua yang ternyata langsung menganggap jika seluruh zat aditif perlu dikurang, salah satunya gula dapur. 

Dari situlah, hampir semua orang tua percaya jika membatasi gula bisa menurunkan gejala hiperaktif pada anak-anak mereka. Arti dari sugar rush juga akhirnya semakin populer secara luas. 

Perilaku Hiperaktif dan Sugar Rush 

Hubungan antara mengkonsumsi gula dengan hiperaktivitas pada buah hati hanya mitos saja. Jadi, apa alasannya? 

Sejak maraknya pembicaraan tentang diet ala Feingold, mulai banyak penelitian mulai dilakukan guna melihat kebenaran dari pengaruh zat aditif dalam makanan pada timbulnya hiperaktivitas. Beberapa besar riset memperlihatkan jika klaim diet Feingold tidak terbukti atau hanya sedikit menunjukkan manfaat. 

Sebuah analisis dari sejumlah penelitian yang diterbitkan di tahun 1995 pada Journal of the American Medical Association pun menyimpulkan jika mengkonsumsi gula tidak berefek apapun akan perilaku anak. Anak tidak akan tiba-tiba menjadi hiperaktif sebab mengkonsumsi permen atau kue-kue manis. 

Di tahun 2019, para pakar di Inggris dan Jerman juga mempublikasikan sebuah studi tentang sugar rush. Justru mereka menemukan jika mengkonsumsi gula berkaitan dengan menurunkan kewaspadaan dan rasa lelah pada satu jam pertama sesudah dikonsumsi. 

Tetapi, penelitian tersebut pun mempunyai keterbatasan sebab para penelitian hanya melihat efek konsumsi gula berlebihan pada orang dewasa dengan kondisi yang masih sehat. Hasilnya mungkin akan berbeda pada anak dan orang dewasa dengan keadaan medis tertentu. 

Bahaya Mengkonsumsi Terlalu Banyak Gula 

Meskipun sugar rush merupakan mitos, mengkonsumsi gula berlebihan dihubungkan dengan risiko beragam penyakit. Di bawah ini merupakan sejumlah bahaya mengkonsumsi terlalu banyak gula pada anak. 

1. Kerusakan pada gigi 

Efek samping gula bisa menyebabkan kerusakan gigi. Karena, gula memberi makan bakteri yang ada di dalam mulut, sehingga akan berkembang lebih banyak. Saat bakteri mencerna gula, terbentuklah asam yang bisa merusak email gigi.  

Dampaknya, gigi menjadi mudah berlubang bahkan rusak. Anak yang banyak mengkonsumsi minuman dan makanan manis mungkin mudah mengalami keadaan ini. 

2. Diabetes 

Diabetes adalah penyakit karena terlalu banyak mengkonsumsi gula. Dalam salah satu artikel di tahun 2013 yang dirilis di PLOS ONE, memperlihatkan jika kadar gula dengan jumlah yang sangat tinggi pada makanan bisa menaikkan risiko diabetes tipe 2 secara perlahan-lahan. Bukan hanya itu, obesitas pun dapat memicu masalah kesehatan ini. 

3. Obesitas 

Bahaya gula berikutnya yaitu memicu obesitas. Karena, gula mempengaruhi hormon pada tubuh yang bisa mengendalikan bobot tubuh. Idealnya, hormon leptin memberi tahu otak jika seseorang telah kenyang. Tetapi, mengkonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan bisa mengakibatkan resistensi leptin. 

4. Penyakit jantung 

Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gula dihubungkan pada risiko penyakit jantung. Karena, pola makan tinggi gula dapat mengakibatkan obesitas dan gula dalam darah meningkat beserta dengan tekanan darah, yang menjadi faktor risiko terjadinya penyakit jantung. 

Mengkonsumsi terlalu banyak gula pun dihubungkan dengan resiko aterosklerosis, yakni menumpuknya lemak yang bisa menyumbat arteri. 

Baca Juga: Ini Dia Berat Badan Ideal Untuk Anak Menurut WHO

Nah, sekarang kamu sudah mengetahui apa itu sugar rush yang merupakan sebuah mitos saja. Namun, walaupun hanya mitos belaka, kamu tetap perlu membatasi asupan gula pada anak untuk menjaga kesehatannya, ya!

Jangan lupa juga kalau kamu bisa mendapatkan kebutuhan sehari-hari di aplikasi Astro! Yuk, download aplikasi Astro sekarang dari Play Store & App Store sekarang!

Referensi:

Arie Wahyu
Arie Wahyu